fbpx

Pada 28 Oktober 2021 Mark Zuckerberg mengumumkan rilisnya metaverse, dengan mengubah sandi dari semua platform produk sosial medianya seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp. Sebagai rebranding untuk merubah citra perusahaan yang terombang-ambing akibat isu penyalahgunaan data pribadi dari penggunanya.

 

Kata Metaverse berasal dari dua kata yaitu Meta dan Universe. Apakah makna dari dua kata tersebut ?

Yuk simak lagi, kata Meta itu bermakna digital sedangkan kata Universe itu bermakna alam semesta. Maka gabungan dari dua kata tersebut adalah Metaverse yang bermakna alam semesta digital. Istilah metaverse ini diambil dari sebuah novel karya Neal Stephenson dengan judul Snow Crash pada tahun 1992 yang menggambarkan platform masa depan. Dengan perangkat berupa VR, Magic Golf, Controller.

Diceritakan manusia dapat menikmati dunia virtual tiga dimensi seperti seolah pada di dunia nyata menuju dunia mimpi. Hal ini buka hal baru lagi, seperti sebelumnya ada bapak fiksi ilmiah yang bernama Jules Verne dari Perancis kelahiran 1828. Karyanya yang futuristic dengan topik petualangan yang tidak terbayangkan orang awam seperti Around The World in Eighty days dan Flash Gordon. Kemudian ada King Features pada tahun 1934 buatan Alex Raymond yang diproduksi Dino De Laurentiis. Bagi pecinta film pasti tau beberapa film yang memiliki genre fiksi ilmiah sebut saja ada The Matrix, Surrogates, Avatar : James Cameron, Inception : The Dream is real, Gamer, Ready Player One. Bisa jadi salah satu referensi juga nih film dengan genre fiksi ilmiah / Sci-Fi. Mari kita ambil salah satu contoh dari film tersebut yang merupakan evolusi dari Metaverse yaitu The Matrix, sehingga muncul hipotesis bahwa suatu saat ketika teknologi Metaverse mencapai puncaknya maka akan terbentuk dunia ini seperti yang ada di film tersebut.

So, apakah benar Metaverse akan benar-benar berjalan sesuai planning yang telah di canangkan ?

Yuk, kita fokuskan kembali!

Semua perkembangan teknologi tentunya membutuhkan berbagai perangkat dan disiplin ilmu yang mampu mendukung adanya teknologi tersebut.

Apa saja kah perangkat dan disiplin ilmu pendukung itu ?

Seperti 3d engine, Gpu engine, Cpu engine, Infrastruktur Jaringan tinggi 5G/6G network, Generative Content/ NFTs (Apes, Punks, dll), Extensible Game Systems (LOOT), DAOs (YGG), Pay-to-Earn (Axie), Chains and Services (Flow, Forte), Generative AI Content (Latitude), Mass Social Experiences (RecRoom, Roblox, Manticore, Mod.io), Cloud(Facebook, xCloud, Stadia), VR / AR (Oculus, t5), Spatial Computing (Unity). Dari pengamat teknologi yang memperkirakan bahwa Metaverse akan menjadi era baru teknologi internet.

 

Bagaimana tanggapan mengenai Metaverse ?

Menurut Robert McNamee salah satu investor Facebook bahwa ide mengenai Metaverse adalah hal yang buruk karena kemungkinan terjadinya fenomena dimana bisa melakukan segala kegiatan tanpa ada usaha untuk bergerak namun hanya dengan terhubung pada perangkat berdampak pada kecenderungan manusia akan malas bergerak dan bersosialisasi di dunia nyata. Sudah dapat terlihat pada kehidupan sosial anak muda sekarang ini yang sangat bergantung pada adanya internet dan social media. Selain dampak tersebut juga banyak dampak pada kesehatan para pengguna Metaverse seperti obesistas, kesehatan mental atau psikologi yang terganggu, sehingga susah membedakan antara dunia virtual dan nyata. Ancaman lain yang tak kalah memprihatinkan adalah kejahatan dunia maya dengan melakukan berbagai tindakan kriminal dengan menipu atau memanipulasi data serta pencurian data.

Namun dengan segala ancaman atau dampak buruk dari adanya Metaverse, banyak pula manfaat nya juga. Seperti kita bisa menjelajahi dunia tanpa perlu melakukan perjalanan fisik, sehingga orang yang memiliki keterbatasan bisa melakukan kegiatan yang sama dengan orang normal pada umumnya. Potensi ekonomi yang ada di dalam Metaverse juga bisa menjadi peluang usaha baru, sehingga mampu memunculkan lowongan kerja baru pula bagi segala kalangan dari seluruh dunia.

Dengan adanya digitalisasi di segala sektor kehidupan ini tentunya juga membutuhkan kemampuan di bidang digital untuk mampu bertahan dan bersaing. Melihat perkembangan teknologi ini, tentu bukan hal yang tidak mungkin lagi nantinya atau di masa yang akan datang Metaverse akan menjadi suatu teknologi yang sudah normal digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Termasuk semua layanan publik dan fasilitas publik maupun wisata untuk rekreasi juga bisa dilakukan pada Metaverse. Polemik yang akan muncul seputar metaverse tidak hanya membutuhkan jawaban dari kalangan teknologi. Tetapi juga pandangan multidisiplin, seperti dari ahli hukum, pemuka agama, psikolog, maupun sosiolog. Permasalahan – permasalahan yang menyertai pengembangan Metaverse harus selalu ditanggapi dan menjadi masukan dalam pengembangan versi berikutnya.

Pembahasan Metaverse ini memang pasti tidak akan ada hentinya dengan munculnya berbagai hipotesa dan pandangan dari para ahli maupun pelaku usaha teknologi besar yang sudah menjadi pengembangnya. Dengan berbagai displin ilmu yang dibutuhkan tentunya bidang teknologi atau teknik sangan berperan dalam setiap perkembangan kedepannya. Mau tau ilmu lebih dalam mengenai teknik ? Ingin masuk kuliah jurusan teknik di kampus unggulan teknologi ? Ingin mengembangkan diri untuk Technopreneur ? Yuk kita cari lebih dalam mengenai info tersebut dengan klik link berikut.

 

Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, bebas Dana Pengembangan Pendidikan klik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Facebook