fbpx

Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Sejarah, Pengertian, dan Cara Perayaan Hari Raya Nyepi

Penetapan Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasional tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 1983. Keppres yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 19 Januari 1983 ini berisi penetapan Nyepi dan Waisak sebagai hari libur nasional.

Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Hari Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudra. 

Hari Raya Nyepi telah diperingati sebagai tahun baru umat Hindu berdasarkan penanggalan Saka sejak tahun 78 M. Perayaan Nyepi di Bali memiliki akar dari agama Hindu di India dalam aspek ritual dan maknanya. 

Nyepi berasal dari kata “sepi” yang berarti sunyi atau senyap. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi yang identik dengan kemeriahan, Tahun Baru Saka dirayakan dalam keheningan. 

Pada hari Nyepi, umat Hindu akan berdiam di dalam rumah untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). 

Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 akan jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023. Hari Raya Nyepi bersama dengan Hari Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 1983. 

Sejarah Hari Raya Nyepi

Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi merupakan awal Tahun Pembaruan yang menandai kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Hari Raya Nyepi diperingati tepat pada saat manusia terhindar dari pertikaian dan peperangan. 

Peperangan antarsuku bangsa yang memperebutkan wilayah dan kekuasaan kerap terjadi di masa India kuno. Selama berabad-abad, bangsa Saka, Pahlava, Yueh-chi, Yavana, dan Malava silih berganti menguasai wilayah-wilayah yang dikenal subur dan makmur. 

Konflik antarbangsa tersebut akhirnya berakhir setelah Raja Kaniskha 1 dari bangsa Saka berhasil merukunkan bangsa-bangsa yang bertikai.

Sejak saat itu, India menggunakan sistem kalender suku Saka yang dimulai pada tahun 78 M. Sementara itu, bulan pertama dalam tahun Saka yaitu Caitra berada di antara bulan Maret dan April dalam penanggalan Masehi.

Tahun Baru Saka inilah yang kemudian dirayakan oleh umat Hindu di India hingga kemudian masuk dan digunakan oleh umat Hindu di Indonesia. 

Rangkaian upacara hari raya Nyepi

Sebelum melakukan rangkaian upacara hari raya Nyepi, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika merayakan Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi. Aturan-aturan ini disebut Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari:

  • Amati Geni, yaitu pantangan bagi umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau unsur lain yang identik dengan sifat amarah seperti api.
  • Amati Lelanguan, yaitu larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.
  • Amati Lelungan, yaitu larangan untuk bepergian sekaligus anjuran untuk berdiam di dalam rumah.
  • Amati Karya, yaitu larangan untuk bekerja selama Hari Raya Nyepi selama 24 jam.

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali terdiri dari serangkaian upacara dan ritual mulai dari Melasti, Tawur Kesanga, Pengerupukan, Nyepi, hingga Ngembak Geni.

Melasti

Ritual Melasti dilakukan tiga hari menjelang Hari Raya Nyepi. Tujuannya adalah untuk membersihkan segala sesuatu yang dimiliki atau benda-benda yang disakralkan. Benda-benda tersebut dibawa dan dibersihkan di laut, sungai, danau, atau sumber mata air lainnya. 

Tawur Kesanga (Mecaru)

Ritual Tawur Kesanga dilakukan sehari sebelum Nyepi yang dimaksudkan sebagai bentuk penyucian atas unsur-unsur jahat dalam diri manusia. Pada hari ini, seluruh umat Hindu di semua tingkatan masyarakat mulai dari keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya memberikan caru (sesajian) kepada para bhuta.

Pengerupukan

Setelah Mecaru, ritual dilanjutkan dengan menyebarkan nasi tawur, mengobor-obori rumah dan pekarangan, menyemburi rumah dengan mesiu, serta memukul benda-benda untuk menciptakan kegaduhan. Ritual ini dimaksudkan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah. 

Upacara Pengerupukan di Bali biasanya dimeriahkan dengan kehadiran ogoh-ogoh sebagai perwujudan Bhuta Kala yang diarak kemudian dibakar.  

Nyepi

Pada Hari Nyepi, umat Hindu di Bali akan berdiam di dalam rumah selama 24 jam dari matahari terbit sampai matahari terbit kembali keesokan hari. Saat melaksanakan Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian

Ngembak Geni

Tahap akhir dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi adalah Ngembak Geni yang menandakan berakhirnya masa penyepian. Masyarakat diperbolehkan beraktivitas kembali seperti sedia kala. Umumnya, umat Hindu akan melakukan Dharma Shanti dengan mengunjungi tetangga, rekan, dan sanak saudara untuk saling mengucap syukur dan memaafkan satu sama lain.

Sumber: https://narasi.tv/read/narasi-daily/hari-raya-nyepi-sejarah-makna-aturan-dan-cara-perayaannya

Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, bebas Dana Pengembangan Pendidikan klik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Facebook
Scroll to Top