fbpx

Sejarah Business Intelligence: Membongkar Jejak Evolusi Bisnis Berbasis Data

Business Intelligence, sering disingkat sebagai BI, telah menjadi elemen penting dalam pengambilan keputusan bisnis modern. Ini adalah pendekatan yang memanfaatkan data, analisis, dan teknologi untuk memberikan wawasan yang berguna kepada perusahaan. Sejarah BI memiliki jejak panjang yang bermula dari penggunaan awal komputer hingga transformasi digital yang kita alami saat ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah Business Intelligence secara detail.

Business Intelligence, pada dasarnya, adalah tentang bagaimana perusahaan mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Ini melibatkan penggunaan teknologi dan proses untuk mengubah data mentah menjadi informasi yang berharga.

Mengawali Era BI: Pemrosesan Data Elektronik pada 1950-an

Sejarah Business Intelligence, atau yang lebih dikenal dengan singkatan BI, memulai jejaknya ketika komputer pertama kali diperkenalkan dalam dunia bisnis pada tahun 1950-an. Saat itu, peranan komputer tidak hanya sekadar teknologi modern, tetapi juga menjadi tonggak awal dalam transformasi cara bisnis mengelola data.

Penggunaan komputer pada periode ini lebih difokuskan pada otomatisasi tugas-tugas yang sifatnya rutin dan berulang. Salah satu aplikasi pertama yang muncul adalah dalam pembuatan laporan keuangan. Komputer membantu perusahaan untuk mengotomatiskan proses perhitungan, penyusunan laporan, dan pemrosesan data finansial.

Walaupun pada saat itu kemampuan komputer masih sangat terbatas dibandingkan dengan teknologi yang kita kenal saat ini, langkah awal inilah yang kemudian menjadi dasar perkembangan selanjutnya dari Business Intelligence. Dalam tahap awal ini, komputer digunakan untuk memproses data, tetapi belum mampu memberikan wawasan mendalam atau analisis yang lebih kompleks seperti yang kita saksikan dalam era BI modern.

Pada masa-masa ini, terminologi “pemrosesan data elektronik” menjadi istilah yang mencirikan upaya awal ini. Data elektronik adalah upaya awal dalam memanfaatkan teknologi komputer untuk mengubah data menjadi bentuk elektronik yang dapat lebih mudah dikelola dan diproses. Meskipun sederhana dibandingkan dengan teknologi BI saat ini, era 1950-an adalah langkah pertama yang penting dalam mengubah cara dunia bisnis berinteraksi dengan data.

Perkembangan selanjutnya dari Business Intelligence terus berkembang seiring waktu, dan teknologi terus meningkatkan kemampuannya untuk mengolah dan menganalisis data secara lebih canggih dan cerdas. Sejarah BI menjadi bukti bagaimana perkembangan teknologi telah membentuk cara perusahaan mengambil keputusan dan menggunakan data untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka.

Era 1960-an: Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS)

Pada tahun 1960-an, dunia bisnis menyaksikan perkembangan yang signifikan dengan munculnya konsep Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System, DSS). DSS adalah sebuah sistem yang didesain khusus untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan akses yang cepat dan efisien terhadap data yang relevan. Konsep DSS dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis dalam menghadapi lingkungan yang semakin kompleks dan keputusan yang semakin penting.

Dalam konsep ini, DSS memiliki peran utama dalam memberikan wawasan dan informasi yang diperlukan oleh para pengambil keputusan dalam perusahaan. Dengan menggunakan DSS, manajemen dapat mengakses data-data kunci, menganalisisnya, dan membuat keputusan yang lebih terinformasi. DSS mengintegrasikan berbagai aspek informasi, termasuk data internal perusahaan, data eksternal, dan bahkan data historis.

Meskipun DSS merupakan langkah signifikan dalam perkembangan BI, namun perlu dicatat bahwa pada era ini, DSS masih memiliki keterbatasan dalam kapasitasnya. Sistem tersebut mampu memberikan bantuan dalam hal pengambilan keputusan, namun kemampuannya masih terbatas jika dibandingkan dengan teknologi BI modern yang kita kenal saat ini. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi terus memperluas kemampuan DSS dan menjadi landasan bagi inovasi-inovasi BI yang lebih canggih di masa depan.

Tahun 1989: Munculnya Konsep Business Intelligence

Pada tahun 1989, seorang analis industri yang bernama Howard Dresner memainkan peran penting dalam sejarah Business Intelligence (BI). Ia pertama kali memperkenalkan istilah “Business Intelligence” dalam sebuah laporan penelitian. Tindakan ini seakan menjadi titik awal perubahan paradigma dalam pengelolaan data dan analisis dalam dunia bisnis.

Ketika istilah “Business Intelligence” diperkenalkan, konsepnya mungkin belum sepenuhnya dikenal atau dipahami seperti sekarang. Namun, hal ini membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan untuk mulai memahami pentingnya pengumpulan, analisis, dan pemanfaatan data dalam konteks pengambilan keputusan bisnis. Seiring waktu, istilah ini mulai meresap ke dalam budaya perusahaan, dan BI menjadi semakin diperlukan.

Hal yang membuat konsep Business Intelligence semakin penting adalah evolusi teknologi. Komputer semakin kuat, perangkat lunak analisis semakin canggih, dan akses ke data semakin mudah. Semua faktor ini mendukung perkembangan BI dan mendorongnya menjadi bagian integral dari strategi bisnis perusahaan.

Dengan istilah “Business Intelligence” yang diperkenalkan oleh Howard Dresner pada tahun 1989, dunia bisnis memasuki era di mana data tidak lagi hanya dianggap sebagai aset pasif, tetapi sebagai sumber daya berharga yang dapat mengubah cara perusahaan beroperasi, membuat keputusan yang lebih baik, dan mencapai keunggulan kompetitif. Inilah awal dari perjalanan panjang yang membawa Business Intelligence ke posisinya yang terhormat dalam dunia bisnis saat ini.

Era 1990-an: Era Data Warehouse dan OLAP

Pada tahun 1990-an, Business Intelligence (BI) memasuki era yang ditandai dengan pengenalan konsep Data Warehouse dan pemrosesan analitis online (Online Analytical Processing, OLAP). Kedua konsep ini memiliki peran yang krusial dalam evolusi BI dan cara data bisnis dikelola serta dianalisis.

Data Warehouse, atau yang sering disebut gudang data, menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan data bisnis. Ini adalah tempat penyimpanan pusat yang dirancang khusus untuk data bisnis yang akan dianalisis. Data warehouse memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang berbeda ke dalam satu lokasi yang konsisten. Dengan kata lain, data dari departemen berbeda seperti keuangan, penjualan, atau sumber daya manusia dapat digabungkan ke dalam satu tempat, menciptakan sumber data tunggal yang konsisten. Ini memberikan dasar yang kuat untuk analisis BI yang mendalam dan terpadu.

Pemrosesan Analitis Online (OLAP), di sisi lain, membawa kemampuan analisis data ke tingkat yang lebih tinggi. OLAP memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis multidimensional yang mendalam terhadap data. Ini berarti data dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dimensi yang berbeda, memungkinkan para pengambil keputusan untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan komprehensif. OLAP menjadi alat yang sangat penting dalam menerjemahkan data menjadi informasi berharga yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan strategis.

Dengan adopsi konsep Data Warehouse dan OLAP, perusahaan dapat menjalani transformasi besar dalam cara mereka mengelola dan memahami data bisnis. Ini menjadi dasar penting untuk perkembangan lebih lanjut dalam dunia Business Intelligence dan semakin memantapkan peran BI dalam membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih baik dan kompetitif.

Era 2000-an: Inovasi Perangkat Lunak BI

Pada tahun 2000-an, Business Intelligence (BI) mengalami periode perkembangan yang sangat signifikan. Terjadi ledakan inovasi dalam perangkat lunak BI yang mengubah cara perusahaan mengelola dan memahami data bisnis. Ini terjadi berkat upaya berbagai perusahaan dalam mengembangkan perangkat lunak BI yang lebih user-friendly dan lebih kuat.

Salah satu perkembangan paling mencolok adalah peningkatan alat visualisasi data. Perangkat lunak BI mulai menyediakan alat-alat yang memungkinkan pengguna untuk menggambarkan data dalam bentuk tabel, grafik, dan visualisasi lainnya. Ini menjadikan analisis data lebih dapat diakses oleh berbagai departemen dalam sebuah perusahaan. Sebelumnya, analisis data mungkin hanya dilakukan oleh departemen IT atau analisis data khusus. Namun, dengan alat visualisasi yang lebih intuitif, sejumlah besar staf dalam berbagai departemen dapat mengakses data dan mendapatkan wawasan langsung.

Inovasi perangkat lunak BI juga mencakup kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai sumber data dengan lebih mudah. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan data internal dengan data eksternal seperti data pelanggan atau tren pasar. Ini adalah langkah besar dalam mendukung pengambilan keputusan yang lebih terinformasi.

Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputasi dan penyimpanan data juga mendukung perkembangan BI. Perusahaan dapat mengelola volume data yang lebih besar dan melakukan analisis yang lebih kompleks. Semua perkembangan ini menjadikan Business Intelligence sebagai alat yang lebih kuat dan relevan dalam pengambilan keputusan bisnis. Era 2000-an adalah masa transformasi di mana BI menjadi semakin mudah diakses, kuat, dan penting dalam strategi bisnis perusahaan.

Perkembangan Big Data dan Cloud Computing

Dalam dekade terakhir, terjadi perkembangan signifikan dalam dunia Business Intelligence (BI) berkat perkembangan teknologi Big Data dan komputasi awan (cloud computing). Perubahan ini telah mengubah lanskap BI dan memberikan perusahaan akses ke kemampuan baru dalam mengelola dan menganalisis data bisnis mereka.

Big Data merujuk pada volume data yang sangat besar, termasuk data yang kompleks dan bervariasi. Perusahaan sekarang dapat mengelola volume data yang sangat besar dengan cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan mereka untuk menganalisis data yang lebih mendalam dan mendapatkan wawasan yang lebih bernilai. Data Big Data dapat mencakup data pelanggan, data transaksi, data media sosial, dan banyak lagi. Dalam dunia BI, penggunaan Big Data memberikan kemampuan untuk analisis yang lebih mendalam dan komprehensif.

Komputasi Awan (Cloud Computing) telah mengubah cara perusahaan menyimpan dan mengakses data mereka. Sebelumnya, data biasanya disimpan secara lokal di dalam server perusahaan, yang memiliki keterbatasan pada kapasitas penyimpanan dan aksesibilitas. Namun, dengan komputasi awan, data dapat disimpan di server eksternal yang dikelola oleh penyedia layanan awan. Ini meningkatkan fleksibilitas, karena data dapat diakses dari mana saja dengan koneksi internet. Selain itu, perusahaan dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar tanpa harus mengelola infrastruktur penyimpanan yang rumit.

Perkembangan ini menjadikan BI lebih dinamis dan responsif. Perusahaan dapat melakukan analisis data secara real-time dan mendapatkan wawasan yang lebih akurat. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif yang besar dalam pengambilan keputusan bisnis.

Dengan penggabungan Big Data dan komputasi awan dalam dunia BI, perusahaan sekarang memiliki alat yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks. Mereka dapat menggali lebih dalam ke dalam data mereka, merespons perubahan pasar dengan lebih cepat, dan mengambil keputusan yang lebih strategis. Inilah evolusi terbaru dalam sejarah Business Intelligence yang terus berkembang dengan teknologi modern.

Integrasi AI dan Machine Learning

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning) telah membawa revolusi besar dalam dunia Business Intelligence (BI). Kini, sistem BI dapat memberikan wawasan yang lebih cerdas dan otomatis kepada pengguna. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan teknologi AI dalam BI:

  1. Analisis Prediktif: AI dan Machine Learning memungkinkan sistem BI untuk memprediksi tren masa depan berdasarkan data historis. Contohnya, sebuah perusahaan e-commerce dapat menggunakan analisis prediktif untuk memprediksi produk apa yang kemungkinan besar akan dibeli oleh pelanggan di masa depan. Ini membantu perusahaan dalam perencanaan stok, pemasaran yang lebih efisien, dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
  2. Analisis Teks: Teknologi AI juga digunakan dalam analisis teks untuk menggali informasi dari teks yang tidak terstruktur, seperti ulasan pelanggan, media sosial, dan berita. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat menggunakan analisis teks untuk memahami sentimen pelanggan terhadap produk mereka berdasarkan ulasan yang tersebar di internet. Hal ini membantu perusahaan dalam merespons dengan cepat terhadap masalah atau peluang yang muncul.
  3. Analisis Citra dan Suara: Selain teks, teknologi AI juga digunakan untuk menganalisis citra dan suara. Sebagai contoh, dalam industri kesehatan, gambar medis seperti pemindaian MRI dapat dianalisis oleh sistem BI yang didukung AI untuk mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan. Demikian pula, suara pelanggan dalam panggilan layanan pelanggan dapat dianalisis untuk meningkatkan layanan.
  4. Pengoptimalan Proses Bisnis: AI juga digunakan dalam BI untuk mengoptimalkan proses bisnis. Sebagai contoh, dalam rantai pasokan, sistem BI yang didukung AI dapat membantu mengidentifikasi perubahan dalam permintaan dan menyarankan tindakan yang perlu diambil untuk meminimalkan risiko dan biaya.
person holding green paper

Sejarah Business Intelligence adalah kisah evolusi cara perusahaan mengelola dan memahami data mereka. Dari penggunaan awal komputer hingga dunia Big Data dan AI yang kita nikmati saat ini, BI telah menjadi elemen penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk menggali wawasan dari data mereka dan menjadi lebih responsif terhadap perubahan pasar dan lingkungan bisnis. Sebagai teknologi terus berkembang, peran BI dalam bisnis pun akan terus berkembang, membantu perusahaan menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di dunia yang semakin kompleks ini.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, bebas Dana Pengembangan Pendidikan klik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Facebook