Setelah konsep green architecture menjadi salah satu desain yang diminati masyarakat di tahun sebelumnya, di tahun 2023 tren arsitektur diprediksi akan lebih banyak menggunakan desain-desain simpel yang mudah dirawat oleh penghuni.
Seiring transisi pandemi ke edemi, tren arsitektur juga akan berpengaruh pada langgam penggunaan warna seni arsitektur. Di tahun 2023 akan lebih banyak diaplikasikan palet-palet warna yang berani serta mampu memberikan semangat optimisme.
Tak hanya itu, pasar arsitektur di tahun 2023 akan didominasi kesadaran untuk menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Pagebluk yang terjadi selama dua tahun lebih memang telah merubah pola-pola seni merancang bangunan, tak hanya di Indonesia, tapi juga dalam skala global.
Hal tersebut dipengaruhi fase bekerja work from home (WFH) yang telah membuat seni arsitektur harus mengikuti keadaan untuk berubah dengan mudah. Sebab, berbagai kegiatan yang dilakukan penghuni harus terpenuhi di ruang yang terbatas tapi fleksibel.
Material Lokal Jadi Incaran
Krisis ekonomi menurut Cosmas juga akan berpengaruh pada mata rantai pasokan bahan material. Terlebih selama pandemi berlangsung pengurangan produksi dan tenaga kerja sudah terjadi. Sehingga, produsen belum mau menambah kapasitas produksi material yang mayoritas diimpor dari luar negeri.
Dengan keadaan tersebut, tren pasar arsitektur di Indonesia juga bakal didominasi dengan bahan serta material lokal yang akan semakin diminati masyarakat. Sebab, selain lebih ekonomis tentunya material itu juga banyak tersedia di Tanah Air.
Tren Arsitektur dalam Lanskap Global
Sementara itu, secara global juga akan ada beberapa perubahan menarik dalam tren arsitektur. Melansir Livingetc, serta sumber lain, pada 2023 akan ada banyak inovasi dari segi penggunaan material dengan pendekatan yang lebih inovatif. Berikut beberapa di antaranya.
1. Desain Cetak 3D
Pada tahun 2023 untuk mengurangi limbah dari hasil konstruksi, maka akan lebih banyak diterapkan struktur cetak 3D dalam desain arsitektur. Selain lebih efisien, desain cetak 3D juga memungkinkan arsitek membuat model bangunan yang memiliki tingkat presisi tinggi sejak awal pembuatan. Tak hanya itu, model ini juga akan mudah direplikasi di seluruh dunia.
2. Pengunaan Material Alam
Alih-alih menggunakan material baja dan beton, pada tahun depan para arsitek akan lebih mengunakan bahan-bahan yang diiambil dari alam salah satunya rami. Selain itu, bahan konstruksi baru seperti hempcrete, biokomposit yang telah lama populer juga akan kembali diaplikasikan dalam seni merancang bangunan.
3. Desain Reuse & Repurposing
Mengadaptasi ulang bentuk bangunan alih-alih meruntuhkanya dengan membuat yang bau juga diprediksi akan ngetren pada 2023. Selain ekonomis, dengan pendekatan ini juga turut melestarikan karakter dan sejarah suatu tempat, serta mengurangi dampak lingkungan dari konstruksi pembuatan bangunan baru.
4. Penggunaan Virtal Reality dan AI
Kemajuan teknologi virtual reality (VR) dan Artificial Intelligence juga bakal banyak memberikan peluang baru dalam pengelolaan informasi desain dan konstruksi bangunan. Pada 2023 tren tersebut akan semakin digandrungi masyarakat. Kendati begitu, menurut Cosmas penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempermudah saja para arsitektur dalam mencari ide bukan dalam tataran proses implementasi.
Perlu dicatat, penggunaan teknologi VR dan AI hanya akan membantu mempercepat proses analisa saja, tapi tidak akan menggantikan proses kreatifitas para arsitek
Tertarik mempelajari desain Arsitektur lebih jauh?
Sumber: https://hypeabis.id/read/20469/tren-desain-arsitektur-2023-gaya-simpel-material-lokal-jadi-incaran