fbpx

Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Membahas Budaya Kerja 996: Apa Itu dan Apa Implikasinya?

Dalam era modern, budaya kerja telah berubah dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, komunikasi, dan globalisasi. Salah satu fenomena yang mencolok adalah budaya kerja “996,” yang mencerminkan perubahan signifikan dalam cara orang bekerja. Artikel ini akan membahas apa itu 996 work culture, mengapa hal itu menjadi perhatian, serta implikasinya pada dunia kerja.

Apa Itu 996 Work Culture?

“996” merujuk pada pola kerja ekstensif yang biasanya diikuti oleh beberapa perusahaan teknologi di Tiongkok. Angka “996” sendiri menggambarkan jam kerja, yaitu mulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu. Dengan kata lain, para karyawan diharapkan untuk bekerja selama 12 jam sehari, enam hari seminggu, yang secara total mencapai 72 jam kerja per minggu. Meskipun ini bukan budaya kerja yang diakui secara resmi, beberapa perusahaan besar di Tiongkok telah menerapkan praktik ini.

Mengapa 996 Work Culture Muncul?

  1. Persaingan Sengit: Dunia bisnis, khususnya di bidang teknologi, sangat kompetitif. Perusahaan bersaing untuk mendapatkan keunggulan, dan dalam usaha ini, banyak dari mereka telah memutuskan untuk mempekerjakan lebih banyak jam.
  2. Dorongan Meningkatkan Kinerja: Beberapa pemimpin perusahaan percaya bahwa dengan bekerja lebih lama, karyawan akan dapat menghasilkan lebih banyak dan meningkatkan produktivitas.
  3. Pengaruh Pemimpin Perusahaan: Budaya 996 seringkali merupakan inisiatif yang dipimpin oleh pemimpin perusahaan. Mereka mungkin mempertimbangkan waktu kerja panjang sebagai sarana untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.

Implikasi Budaya Kerja 996

Kelelahan dan Stres Karyawan:

Jam kerja yang ekstensif dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Karyawan yang bekerja dalam budaya 996 cenderung mengalami peningkatan stres dan risiko terkena berbagai penyakit yang terkait dengan kelelahan.

Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi:

Budaya 996 berdampak pada keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi karyawan. Mereka mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk keluarga, hobi, atau istirahat yang cukup.

Kualitas Kerja:

Meskipun lebih banyak waktu dihabiskan di tempat kerja, kualitas kerja tidak selalu meningkat. Kelelahan dapat mempengaruhi produktivitas, dan dalam jangka panjang, ini dapat menjadi masalah serius.

Kehilangan Karyawan:

Beberapa karyawan mungkin mencari peluang di tempat lain jika mereka merasa budaya kerja 996 memberikan tekanan yang berlebihan. Ini dapat mengakibatkan pergantian karyawan yang tinggi, yang merugikan perusahaan dalam hal biaya pelatihan dan pembelajaran karyawan baru.

Tanggapan Terhadap Budaya 996

Budaya kerja 996 telah menjadi topik diskusi dan kontroversi yang signifikan. Ada sejumlah tanggapan dari berbagai pihak:

Protes Karyawan:

Sejumlah karyawan dan aktivis telah melancarkan protes terhadap budaya 996, menuntut hak kerja yang lebih adil, waktu istirahat yang memadai, dan kompensasi yang sesuai.

Dukungan Pemerintah:

Beberapa wilayah di Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk mengawasi perusahaan yang menerapkan budaya 996. Mereka memastikan bahwa perusahaan memberikan kompensasi tambahan bagi karyawan yang bekerja dalam pola kerja ekstensif ini.

Perubahan dalam Beberapa Perusahaan:

Beberapa perusahaan yang awalnya menerapkan budaya 996 telah mengubah kebijakan mereka setelah mendengar masukan dari karyawan dan masyarakat umum. Mereka sekarang mendorong lebih banyak fleksibilitas dalam jam kerja.

Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, bebas Dana Pengembangan Pendidikan klik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Facebook
Scroll to Top