Isaac Newton, salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah, memiliki perjalanan pendidikan yang menarik dan berkontribusi besar terhadap kesuksesannya dalam ilmu pengetahuan. Newton adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, teolog dan penulis Inggris yang secara luas diakui sebagai salah satu matematikawan, fisikawan terbesar, dan ilmuwan paling berpengaruh sepanjang masa. Dia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.
Karya bukunya yang dikenal sebagai “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica” yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai karya yang paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan. Buku ini membentuk dasar-dasar utama dalam mekanika klasik. Dalam karyanya tersebut, Newton menjelaskan hukum gravitasi dan tiga hukum gerakan yang mendominasi pandangan ilmiah tentang alam semesta selama tiga abad. Ia berhasil membuktikan bahwa gerakan benda di Bumi dan benda-benda di luar angkasa diatur oleh serangkaian hukum alam yang sama. Hal ini terbukti melalui konsistensi antara hukum gerakan planet yang ditemukan oleh Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini akhirnya mengatasi keraguan terhadap heliosentrisme dan mendorong kemajuan revolusi ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton memperkenalkan prinsip kekekalan momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil mengembangkan teleskop pantulkan pertama dan merumuskan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa prisma kaca dapat memecah cahaya putih menjadi berbagai warna. Ia juga merumuskan hukum pendinginan dan melakukan studi tentang kecepatan suara.
Tidak hanya dalam ilmu pengetahuan alam, Newton juga berkontribusi dalam bidang matematika. Bersama dengan Gottfried Leibniz yang bekerja secara terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan integral. Ia juga mengembangkan teori binomial, menciptakan “metode Newton” untuk mendekati akar suatu fungsi, serta memberikan kontribusi pada studi deret pangkat.
Hingga saat ini, Newton masih memiliki pengaruh besar di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang melibatkan ilmuwan dan masyarakat umum di Royal Society untuk menilai kontribusi yang lebih besar antara Newton dan Albert Einstein dalam ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa Newton dianggap memberikan kontribusi yang lebih besar.
Masa Kecil dan Awal Minat
Isaac Newton dilahirkan pada 25 Desember 1642 (kalender julian) di Woolsthorpe, Inggris. Ia lahir dalam situasi keluarga yang sulit setelah kematian ayahnya sebelum kelahirannya. Ia dibesarkan oleh ibunya, Hannah Ayscough Newton. Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya karena menikahi pria tersebut. Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The King’s School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya. Kepala sekolah King’s School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan. Meskipun tumbuh dalam lingkungan yang tidak kaya, Newton menunjukkan ketertarikan awal terhadap mekanika dan alat-alat mekanis. Ia sering membongkar mainan dan peralatan rumah tangga untuk memahami cara kerjanya.
Studi di Trinity College, Cambridge
Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorang sizar (mahasiswa yang belajar sambil bekerja) Pada saat itu, ajaran universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Di sini, Newton belajar matematika, fisika, dan filosofi alam. Ia sangat terpengaruh oleh karya-karya tokoh-tokoh seperti René Descartes dan Galileo Galilei.
Pada tahun 1665, selama wabah penyakit di Cambridge, Newton mengisolasi diri dan memulai penelitian intensif. Ia mengembangkan konsep dasar kalkulus dan mengeksplorasi hukum gerak. Pada tahun yang sama, ia juga membuat penemuan penting dalam bidang optika, termasuk eksperimen dengan prisma yang mengungkapkan sifat spektrum cahaya. ia menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada akhirnya berkembang menjadi kalkulus. Segera setelah Newton mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh karena adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi. Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.
Karya Ilmiah dan Kontribusi Besar
Pada tahun 1667, Newton mendapatkan gelar Sarjana Sains dan kemudian gelar Master Sains. Ia menjadi profesor matematika di Trinity College pada tahun 1669. Di sinilah ia melanjutkan penelitian intensifnya dan merumuskan prinsip-prinsip dasar dalam bidang fisika dan matematika. Salah satu karya paling terkenalnya, “Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica,” diterbitkan pada tahun 1687. Karya ini berisi hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, yang mengubah pemahaman tentang alam semesta.
Warisan Pendidikan dan Ilmiah
Pendidikan dan perjalanan ilmiah Isaac Newton adalah contoh inspiratif tentang bagaimana semangat belajar, ketekunan, dan minat dalam ilmu pengetahuan dapat membawa seseorang kepada pencapaian gemilang. Karya-karyanya tidak hanya memberi sumbangan besar terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga mengilhami generasi ilmuwan selanjutnya.
Melalui pendidikannya yang berakar pada minat dan penelitian mendalam, Isaac Newton telah menetapkan standar tinggi dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ia membuktikan bahwa dorongan untuk memahami alam semesta dan dedikasi terhadap pengetahuan dapat mengubah dunia.
Mendekati akhir hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat Winchester dengan kemenakan perempuan dan suaminya, sampai wafatnya pada tahun 1727. Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt, bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn Street di London. Dia adalah “pamannya yang sangat penyayang,” menurut surat Newton kepada Catherine Barton pada saat kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan.
Setelah kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin sebagai akibat studi alkimianya. Keracunan air raksa dapat menjelaskan keeksentrikan Newton di akhir hayatnya.